“Kamu
jangan ngarep lebih yah ke aku, soalnya aku nggak mau disangka Php-in kamu...”
Wahahahaa,
berhati-hati banget yah tuh orang, sampai memberikan peringatan dini biar yang
dekat sama dia nggak merasa di PHP-in, bagus sih, kan artinya orang itu nggak
pengen buat orang yang di dekatnya sakit hati karena menyalah artikan hubungan
mereka itu menimbulkan harapan, tapi kalau dipikir-pikir kalau kalimat
peringatan itu disampaikan, bisa- bisa orang yang awalnya mau berteman dekat tanpa
rasa apapun jadi ilfeel duluan kan, nah loe gimana dong?
Sudah
jangan di ambil pusing sih, sebenarnya PHP itu Cuma istilah turunan dari kata
ngarep. Jangan protes dulu, memang iya kok, lihat aja kepanjangannya Pemberi
Harapan Palsu, nah kalau nggak ada yang beri kan artinya cuma harapan palsu
aja, atau harapan semu lah. Pasti masih bingung, sebenarnya kalau
dipikir-pikir, nggak ada tuh yang namanya PHP, kalau harapan semu itu
dialihkan, dijamin rasa ngarep itu hilang. Kasarnya sih, PHP itu kebanyakkan timbul
karena ada salah pengertian tentang tingkah ataupun sifat yang menimbulkan
harapan pada diri orang lain. Lebih kasarnya lagi, terlalu PD ngartikan tingkah
laku.
Eitzzz
tapi ini untuk kasus yang berbeda lho ya, ada juga sih yang PHP sebenarnya,
yang menebar benih benih harapan ke semua lahan atau bisa dibilang nggak
konsisten lah menentukkan pilihan, kalau untuk kasus yang ini sikat aja pakai
sikat WC atau buang ke laut ajalah (sadis banget sih).
Kali
ini mari kita bahas PHP yang diartikan terlalu dini, ada kok cara
menghindarinya, bahkan sederhana, dijamin nggak membuat hubungan pertemanan
retak atau pecah kongsi karena semunya harapan.
1. Harapan itu sifatnya pribadi, jangan
dijadikan kepentingan bersama secara mendadak.
Agak
ribet yah ngartiinnya, intinya gini deh, harapan itu timbul dari satu pribadi
karena merasa ada yang baik dari orang lain, nah atau memang karena ada sesuatu
yang nyangkut di hati lah, tapi harapan itu milik pribadi, jangan paksain orang
lain juga berharap sama kita, nikmatilah harapan itu sebagaimana mestinya
selagi kita mampu, kalau memang udah jenuh sama harapan itu yang nggak kunjung
bersambut, jangan seenaknya bilang itu harapan palsu, kan nggak ada yang nyuruh
kita buat ngarep sama dia. Nah untuk si dia atau si kita yang lagi diharapin,
yah tolong juga jangan langsung pasang tanda S atau stop, nggak sopan ah,
diakan ngarep nggak maksa kita terima harapannya, jadi yah biarkan aja, sembari
beri pengertian kalau harapannya itu terlalu berlebih, dengan tingkah laku yang
sewajarnya, dan jangan langsung kabur gitu aja.
2. Nyaman bukan berarti suka
Coba
deh kalau lagi posisi duduk yang enak terus disuruh geser pasti nggak mau kan,
yah karena posisi itu nyaman. Nggak beda sama kenyamannan hati atau diri. Kalau
kita udah ngerasa nyambung dan klop sama seseorang, semua hal yang nggak enak
dikesampingkanlah, terkadang inilah membuat seseorang jadi merasa ada sesuatu
yang nyangkut di hati, apalagi kalau bukan suka. Tapi nggak selamanya nyaman
bermuara ke suka lho, hati-hati aja tuh. Bisa aja si dia nyaman ke kita karena
kita bisa menghibur dan nggak banyak protes, atau kita itu pendengar setia.
Untuk hal ini beri lampu kuning sendiri untuk perasaanmu, kalau ngerasa ada
sesuatu yang lebih karena kita nyaman sama dia dan diapun begitu, kita harus
berfikir, nyaman ini artinya suka nggak ya, takutnya nyaman yang hanya sekedar
nyaman. Beda kok, kalau nyaman yang bermuara ke suka itu kelihatan pada sebuah
perhatian yang membuat kita nyaman, kalau diluar konteks itu sepertinya itu
hanya sekedar nyaman, tanpa embel-embel suka, jadi jangan dulu mengartikan
kenyamanan kalian berdua sebagai benih harapan baru.
3. Jangan Tergoda, Tergoda Itu Hanya Fase
dalam Hal Ketertarikkan
Aku
tergoda kayak judul lagunya Five Minute aja yah hehehehe. Ini nih yang buat
orang cepat-cepat ambil keputusan kalau tertarik, padahal nggak gitu juga kali
tergoda itu hanya salah satu fase ketertarikkan aja. Godaan itu berbanding
lurus sama logika lho, nggak tapi bersahabat sama perasaan, soalnya kalau
perasaan itu cenderung yang menyentuh hati. Godaan timbul karena komunikasi
yang cukup intens, karena keseringan itulah timbul rasa berbeda yang membuat
seseorang jadi tertarik, tapi nggak sepenuh hati, masih ada fase-fase
berikutnya lagi, nah godaan itu hanya hal sederhana yang mudah kok dihindari,
anggap saja orang yang ada di depan kita ini hanya lawan bicara biasa, karena
tergoda berbanding lurus dengan logika, dikendalikannya juga dengan logika,
lebih sederhanakan, sudahlah jangan menganggap tergoda itu harapan baru deh.
4. Prinsip dan Niat
Ini
dia yang terakhir dan utama prinsip dan niat. Prinsip sederhana ajakan, tapi
kalau nggak kuat yah repot, bisa-bisa berantakan tuh hati, jalan pikiran itu
biasanya kurang singkron sih sama hati, tapi kalau prinsip kuat, niscaya akan
teratasi. Tetapkan prinsipmu untuk berteman dengan baik dan benar, untuk lebih
lanjutnya itu masih harus difikirkan lagi, jangan terburu-buru, nah itulah
gunanya prinsip. Dan niat, yah kalau niatnya berteman ya berteman aja, kecuali
kalau udah niat naksir itu lain kasus, tapi kalau niat naksir jangan juga
berlebihan, kalau harapannya nggak bersambut langsung koar-koar kalau si dia
itu PHP, yee itukan resiko kalau suka sama orang. Hhahahha, mungkin memang
nggak ada yang tahu sih, niatnya berubah ditengah jalan, tapi harus sadarlah,
kalau yang dihadapin belum tentu mau ngadapin kita jadi yang diharapin belum
tentu ngarapin kita.
Oke
sip, mungkin nggak jitu-jitu banget sih, tapi setidaknya menghindari virus PHP
abal-abal yang tersebar di muka bumi ini, kasian juga si harapan itu kalau
salah jalan, harapan itu lumrah kok, punya siapa aja, tinggal gimana
menempatkannya aja tuh. Yah selamat jalan harapan semu, cari yang nyata-nyata
ajalah, yang nyata aja belum tentu jelas, apalagi yang semu. J.